Rabu, 22 April 2015

Dampak Utang Luar Negeri Indonesia Terhadap Keuangan Negara

Oleh :
DEDE ANDREAS
(Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Palangka Raya, Jurusan Ilmu Pemerintahan)



I.                   PENDAHULUAN
Dalam dunia perekonomian masalah untang luar negeri Indonesia adalah salah satu masalah yang masih belum bisa dipecahkan oleh negara ini. Negara Indonesia sampai saat ini masih belum mampu untuk melunaskan utang negaranya. Utang luar negeri Indonesia tersebut menurut saya akan memperburuk keuangan Negara Indonesia, karena penghasilan Indonesia hanya sebagian yang masuk kas Negara karena sebagiannya lagi digunakan untuk membayar utang luar negeri tersebut.
Dari artikel yang saya baca di Kompas.com dengan judul “Utang Luar Negeri Indonesia Kembali Naik”. Bank Indonesia (BI) mencatat, utang luar negeri Indonesia selama Januari 2015 mencapai 298,6 miliar dollar AS. Porsi ini naik 2,05 persen dibandingkan utang luar negeri di Desember 2014 sebesar 292,6 miliar dollar AS. Secara tahunan atau year on year (YoY), utang luar negeri Indonesia tumbuh 10,1 persen dibandingkan periode yang sama di 2014. Utang swasta menyumbang porsi terbesar dari total ULN Indonesia di Januari 2015 dengan nilai 162,9 miliar dollar AS atau 54,6 persen. Dari data BI, penyumbang terbesar utang swasta pada Januari 2015 berturut-turut berasal dari sektor keuangan sebesar 47,2 miliar dollar AS, industri pengolahan (32,2 miliar dollar AS), pertambangan (26,4 miliar), serta listrik, gas, dan air bersih sebesar 19,2 miliar dollar AS.
Dari data Bank Indonesia (BI) tersebut kita dapat lihat bahwa utang luar negeri Indonesia bukannya semakin sedikit malah semakin banyak.  Keadaan ini tentunya akan membuat perekonomian Indonesia susah untuk maju, karena keuangan negaranya tidak stabil dan kebijakan pemerintahnyapun di intervensi oleh para pelaku ekonomi yang meminjamkan atau menginvestasikan uang mereka ke Indonesia.
Selain itu utang luar negeriIndonesia baik oleh swasta maupun pemerintah tidak hanya memiliki risiko terhadap keuangan negara tetapi beresiko juga pada masyarakat.Karena pembayaran utang melalui APBN pada dasarnya dibayar oleh masyarakat melalui pajak. Sampai sekarang masyarakat terus menanggung bunga utang obligasi rekapitalisasi perbankan tidak kurang Rp 50 triliun/tahun kepada perbankan (berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik).

II.                PEMBAHASAN
  1. Dampak Hutang Luar Negeri Indonesia
  1. Dampak Negatif
Pertama, dampak langsung dari utang yaitu cicilan bunga yang makin mencekik.Kedua, dampak yang paling hakiki dari utang tersebut yaitu hilangnya kemandirian akibat keterbelengguan atas keleluasaan arah pembangunan negeri, oleh si pemberi pinjaman. Dapat dilihat pula dengan adanya indikator-indikator baku yang ditetapkan oleh Negera-negara donor, seperti arah pembangunan yang ditentukan. Baik motifnya politis maupun motif ekonomi itu sendiri.
Dampak tersebut sangatlah serius karena kedaulatan dalam pengelolaan ekonomi Indonesiaakan terampas. Negara-negara kreditor, melalui Bank Dunia dan IMF, juga biasanya mendesak agar dalam perumusan setiap kebijakan ekonomi Indonesia yang sesuai dengan keinginan mereka, yang tentunya kebijakan tersebut disesuaikan dengan kepentingan negara-negara kreditor.Pada akhirnya arah pembangunan kita memang penuh kompromi dan disetir, membuat Indonesia makin terjepit dan terbelenggu dalam kebijakan-kebijakan yang dibuat negara pendonor.
Hal itu sangat beralasan karena mereka sendiri harus menjaga, mengawasi dan memastikan bahwa pengembalian dari pinjaman mereja tersebut juga memberikan keuntungan bagi mereka. Hal tersebut bukannya mensejahterkan masyarakatnya, tapi malah semakin membuat rakyat terjepit karena mengembalikan pinjaman tersebut diambil dari hasil bumi dan Pajaksebagai pendapatan negara yang dibayar oleh rakyat yang seharusnya dikembalikan kepada rakyat untuk mensejahterkan rakyat tersebut.
Selain itu dalam jangka panjang utang luar negeri dapat menimbulkan berbagai macam persoalan ekonomi negara Indonesia, salah satunya dapat menyebabkan nilai tukar rupiah jatuh (Inflasi).Utang luar negeri dapat memberatkan posisi APBN RI, karena utang luar negeri tersebut harus dibayarkan beserta dengan bunganya. Negara akan dicap sebagai negara miskin dan tukang utang, karena tidak mampu untuk mengatasi perekonomian negara sendiri, hingga membutuhkan campur tangan dari pihak lain.
  1. Dampak positif
Dalam jangka pendek, utang luar negeri sangat membantu pemerintah Indonesia dalam upaya menutup defisit anggaran pendapatan dan belanja negara, yang diakibatkan oleh pembiayaan pengeluaran rutin dan pengeluaran pembangunan yang cukup besar. Dengan adanya utang luar negeri membantu pembangunan negara Indonesia, dengan menggunakan tambahan dana dari negara lain. Laju pertumbuhan ekonomi dapat dipacu sesuai dengan target yang telah ditetapkan sebelumnya.
Selain itu, hutang luar negeri bisa memberikan manfaat sebagai berikut:
  1. Membantu dan mempermudah negara untuk melakukan kegiatan ekonomi.
  2. Sebagai penurunan biaya bunga APBN
  3. Sebagai sumber investasi swasta
  4. Sebagai pembiayaan Foreign Direct Investment (FDI) dan kedalaman pasar modal
  5. Berguna untuk menunjang pembangunan nasional yang dimiliki oleh suatu negara
Menurut aliran neoklasik, utang luar negeri merupakan suatu hal yang positif. Hal ini dikarenakan utang luar negeri dapat menambah cadangan devisa dan mengisi kekurangan modal pembangunan ekonomi suatu negara. Dampak positif ini akan diperoleh selama utang luar negeri dikelola dengan baik dan benar.Dengan modal yang cukup maka kita bisa mengejar (dalam batasan tertentu) ketinggalan-ketinggalan dari negara-negara maju, paling tidak dari segi materil yang pokok. Alat-alat teknologi kita bisa impor dengan demikian proyek pembangunan bisa berjalan (M. Suprihadi S. 1980 ; 30).
Setiap negara memiliki perencanaan pembangunan yang berbeda-beda, tetapi memiliki kapasitas fiskal yang terbatas. Untuk membiayai pembangunan, pemerintah memiliki apa yang dikenal sebagai government spending. Jika selisih pengeluaran pemerintah dengan tingkat penerimaan pajak bernilai defisit, maka alternatifnya adalah dengan memanfaatkan pendanaan yang berasal dari luar negeri.

B.     Faktor Penyebab Hutang Luar Negeri Indonesia
Setidaknya ada dua alasan mengapa pemerintah di negara-negara berkembang tetap membutuhkan utang luar negeri.Pertama, utang luar negeri dibutuhkan sebagai tambahan modal bagi pembangunan prasarana fisik.Infrastruktur merupakan investasi yang mahal dalam pembangunan.Kedua, utang luar negeri dapat digunakan sebagai penyeimbang neraca pembayaran.
Ada beberapa penyebab meningkat atau menurunnya utang Luar negeri Indonesia secara umum yaitu:
1.      Defisit Transaksi Berjalan (TB)
TB merupakan perbandingan antara jumlah pembayaran yang diterima dari luar negeri dan jumlah pembayaran ke luar negeri. Dengan kata lain, menunjukkan operasi total perdagangan luar negeri, neraca perdagangan, dan keseimbangan antara ekspor dan impor, pembayaran transfer.
2.      Meningkatnya Kebutuhan Investasi
Menurut Sunariyah (2003:4): “Investasi adalah penanaman modal untuk satu atau lebih aktiva yang dimiliki dan biasanya berjangka waktu lama dengan harapan mendapatkan keuntungan di masa-masa yang akan datang.” Indonesia sangat bergantung pada para investor sehingga investasi mereka sangat berpengaruh bagi ekonomi Indonesia
3.      Meningkatnya Inflasi
Inflasi adalah suatu proses meningkatnya harga-harga secara umum dan terus-menerus (kontinu) berkaitan dengan mekanisme pasar yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor .Pada awal tahun 2015 ini rupiah menembus level Rp 13 ribu per dolar AS atau jauh melebihi perkiraan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBNP) 2015 yang dipatok sebesar Rp 12.500 per dolar AS (Republika.co.id).Laju inflasi mempengaruhi tingkat suku bunga, karena ekspektasi inflasi merupakan komponen suku bunga nominal.trand inflasi meningkat menyebabkan Bank Indonesia memangkas suku bunga. Dengan rendahnya suku bunga maka minat orang untuk berinvestasi rendah, maka pemerintah untuk memenuhi belanja negaranya melalui pinjaman luar negeri.
4.      Struktur Perekonomian Tidak Efisien
Karena  tidak efisien dalam penggunaan modal, maka memerlukan invetasi besar. Hal ini akan mendorong utang luar negeri. Kerja sama yang dilakukan sering kali malah merugikan bangsa ini sendiri, hal itu diakibatkan oleh  struktur ekonomi yang tidak efisien.

III.             PENUTUP
A.    Kesimpulan
Awalnya memang peminjaman uang itu adalah salah satu upaya yang dilakukan oleh pemerintah kita untuk mempercepat pembangunan Negara kita.Namun hal tersebut seolah-olah membuat Negara Indonesia semakin bergantung pada peminjaman tersebut, padahal Indonesia memiliki sumber daya alam dan sumber daya manusia yang melimpah hanya saja kemampuan dalam mengelola hal tersebut masih belum optimal.
Dampak positif hanya dirasakan pada awal peminjamannya saja namun lama-kelamaan dampak negatiflah yang semakin dominan terjadi.Dalam jangka pendek memang peminjaman uang tersebutakan membantu perekonomoian Indonesia namun apa bila Negara Indonesia tidak bisa secara cepat untuk mengembalikan uang yang dipinjam tersebut maka pinjaman tersebut tentunya akan membengkak karena adanya bunga dari setiap pinjaman yang dilakukan.Utang luar negeri juga menghambat tumbuhnya kemandirian ekonomi negara.Serta pemicu terjadinya kontraksi belanja sosial, merosotnya kesejahteraan rakyat, dan melebarnya kesenjangan.
Semakin bertambahnya utang luar neger, berarti juga semakinmemberatkan keuangan negara dalam APBN RI, karena utang luar negeri tersebut harus dibayarkanbeserta dengan bunganya.Seharusnya utang luar negeri tersebut telah memberikankontribusi yang cukup berarti bagi pembiayaan pembangunan ekonomi nasional.Sehingga dengan terlaksananya pembangunan ekonomi tersebut, tingkat pendapatanper kapita masyarakat bertumbuh baik sebelum terjadinya krisisekonomi.Namun keadaan yang terjadi sampai sekarang pembangunan ekonomi di Indonesia masih perlu banyak perbaikan dan penigkatan, dan pendapatan masyarakatnyapun masih banyak yang rendah.
B.     Saran
Saran dari saya agar Indonesia tidak mudah bergantung lagi pada pendonor dana dari luar, yang membuat utang negara semakin banyak dan memperburuk keuangan negara adalah sebagai berikut :
1.      Memanfaatkan seoptimal mungkin sumber daya alam yang ada, mengembangkan sumber daya manusianya agar semakin berkualitas, dan melakukan kerja sama yang sekiranya memberikan banyak untung bagi Indonesia.
2.      Mengelola pajak dan retribusi secara optimal agar banyak memberikan pemasukan bagi keuangan negara namun juga tidak terlalu membebani masyarakat
3.      Meningkatkan  kebanggaanmasyarakat akan produksi dalam negeri, dan mendorong kemauan dan kemampuan ekspor produk unggulan dan membina jiwa kewirausahaan masyarakat agar lebih kreatif.
4.      Menekan segala bentuk pemborosan negara, baik oleh korupsi maupun anggaran yang memperkaya pribadi pejabat, yang bisa menyebabkan defisit anggaran keuangan negara.
5.      Ketegasan pemerintahan Indonesia dalam mengatur ekonomi dan pembangunan negaranya juga harus dipertegas lagi, agar tidak mudah dipengaruhi oleh para pendonor dana.


DAFTAR PUSTAKA
·         Djumena,Erlangga .Artikel edisi Jumat, 20 Maret 2015. “Utang Luar Negeri Indonesia Kembali Naik”.Kompas.com.
·         Habibi, Yasin.Artikel edisi Rabu, 25 Maret 2015.“Ekonom: Nilai Tukar Dapat Ganggu Target Perekonomian”.Republika.co.id.
·         Al-Amin, Yudi (2013). “Pengaruh Utang Luar Negeri terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia’.Jurnal Ekonomi.
·         Handyoko,  A., Arianto A.N., &Cintami R. (2014). “Analisis Dampak Utang Luar Negeri Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Indonesia”.Makalah Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan.
·         Atmadja,A. Surya (2000). “Utang Luar Negeri Pemerintah Indonesia :Perkembangan Dan Dampaknya”. Jurnal Akuntansi & Keuangan Vol. 2, No. 1.