Selasa, 20 Oktober 2015

Paradigma Kabut Asap

Oleh :
DEDE ANDREAS

            Berikut ini akan saya paparkan sedikit pandangan atau pendapat saya masalah kabut asap tersebut. Sebelum saya memberikan solusi atas masalah kabut asap dengan fungsi manajemen, apabila saya berkedudukan sebagai seorang pemimpin.
            Kabut asap adalah suatu permasalahan yang sedang hangat dibicarakan dalam beberapa bulan terakhir. Dan salah satu tempat yang mengalami kabut asap yang sangat parah adalah kota tempat saya kuliah yaitu Palangkaraya. ISPU kota Palangkaraya sangatlah berbahaya, bahkan sampai menyentuh angka lebid dari 2000. Kabut asap semakin parah karena banyaknya lahan yang terbakar. Entah itu terbakar karena kelalaian ataupun memang sengaja dibakar oleh orang atau pihak perusahaan.
            Menurut saya begini, perusahaan tidak akan membakar lahan apa bila masyarakat tidak menjual lahan-lahannya. Masyarakat tidak akan menjual lahan apa bila mereka mempunyai penghasilan yang memadai. Penghasilan yang memadai diperoleh dari lapangan pekerjaan yang mencukupi. Pemerintah berkewajiban untuk menciptakan lapangan pekerjaan bagi masyarakatnya, namun untuk menciptakan lapangan pekerjaan tersebut pemerintah membutuhkan perusahan-perusahan untuk menyediakannya. Dan apa bila masyarakat ingin mendapatkan lapangan pekerjaan dari perusahan tersebut tentunya para perusahan tersebut harus memiliki lahan yang cukup luwas. Apa lagi untuk perusahan dalam sektor perkebunan.
            Masalah kabut asap karna pembakaran lahan baik disengaja / tidak disengaja menurut saya kalau masyarakat yang melakukan itu, mereka melakukannya demi memenuhi kebutuhan hidup dan mengurangi biaya ekonomi. Selain itu membakar lahan utuk membuka ladang memang sudah menjadi tradisi tahunan masyarakat. Namun yang patut kita kawatirkan adalah lahan-lahan yang sengaja dibakar oleh pihak perusahaan agar masyarakat terpaksa menjual tanahnya ke perusahaan dengan harga murah.
            Berdasarkan permasalahan tersebut, apabila saya menjadi seorang pemimpin hal yang saya lakukan untuk menyelesaikan permasalahan itu berdasarkan konsep fungsi manajemen, yaitu :
·         Fungsi Perencanaan (Planning)
            Perencanaan adalah proses yang menyangkut upaya yang dilakukan untuk mengantisipasi kecenderungan di masa yang akan datang dan penentuan strategi dan taktik yang tepat untuk mewujudkan target dan tujuan organisasi.
            Perencanaan yang saya lakukan untuk mengatasi masalah tersebut adalah dengan cara memperbaharui kontrak kerja sama yang dilakukan bersama perusahan-perusahaan. Dalam perencaan tersebut sebagai seorang pemimpin saya menginginkan para perusahaan tersebut melakukan kesepakatan kerja untuk siap membantu pemerintah dan masyarakat apabila bancana kabut asap ini terjadi lagi. Karena sebenarnya dari segi keuangan atau peralatan perusahan tersebut sangatlah memungkin untuk membantu kita. Artinya para perusahaan tersebut jangan hanya cari untung di daerah kita dan malah lepas tangan apabila daerah tempat mereka mendirikan perusahaan tersebut mengalami benca seperti kabut asap ini. Mereka harus membantu, bukan malah cuek atau menambah masalah.
            Kemudian merencanakan anggaran untuk mengatasi masalah asap. Menurut saya masalah penanganan asap layak dimasukan dalam APBD. Hal tersebut berfungsi untuk membelikan masker dan obat-obatan bagi masyarakat yang membutuhkan. Salin itu anggaran tersebut juga berfungsi untuk penyewaan alat pemadam seperti helikopter, dan pembuatan hujan buatan.
           
            Kemudian memberikan sosialisasi mengenai peraturan-peraturan yang mengatur masalah pembarakan hutan yang mengakibatkan asap dan bahaya dari pembakaran hutan  tersebut bagi masyarakat. Selain itu kita juga mengajaka masyarakat untuk berani melaporkan pelaku pembakaran kepada pihak berwajib, dan pihak berwajib juga harus tegas dalam menindak pelaku pembakaran tersebut.

·         Fungsi Pengorganisasian (Organizing)
            Pengorganisasian adalah proses yang menyangkut bagaimana strategi dan taktik yang telah dirumuskan dalam perencanaan didesain dalam sebuah struktur organisasi yang tepat dan tangguh, sistem dan lingkungan organisasi yang kondusif, dan dapat memastikan bahwa semua pihak dalam organisasi dapat bekerja secara efektif dan efisien guna pencapaian tujuan organisasi.
            Pemerintah daerah, DPRD, dan pemerintah pusat harus saling bekerja sama dengan baik. Jangan saling melemparkan tanggung jawab apabila terjadi masalah. Membahas masalah anggaran untuk menangani masalah asap tadi agar bisa dimasukan dalam APBD.
            Memaanfaat tenaga pemadam kebakaran secara baik. Melatih lagi kemampuan dan pengetahuan dari para petugas pemadam kebakaran selaku lembaga yang menangani masalah kebakaran tersebut. Para anggota BNPB juga perlu dilatih menurut saya agar lebih telaten lagi.
            Selain itu menurut saya masalah kabut asap ini pemerintah perlu membentuk tim kusus untuk mengatasi permasalahan asap tersebut. Karena apabila kita hanya mengandalkan petugas pemadam kebakaran ataupun BNPB  itu masih belum efektif dalam menyelesaikan permasalahan tersebut. Perlu adanya sebuah tim kusus yang kita bentuk. Tim kusus tersebut bisa kita ambil dari para TNI, Polisi, dan organisasi masyarakat dan merka akan kita berikan perealatan dan pengetahuan bagaimana cara yang efektif dan efisien dalam menangani kebakaran yang mengakibatkan asap tersebut.
            Mengajak lembaga hukum untuk mensosialisasikan masalah peraturan yang mengatur mengenai masalah pembakaran hutan. Agar para masyarakat atau perusahaan tidak membakar lahan dengan semena-mena. Selain itu kita akan memperketat lagi proses perizinan pada perusaahan. Dan tidak segan untuk mencabut izin perusaah  tersebut jika memang terbukti melakukan pembakaran hutan untuk memaksa masyarakat menjual lahannya dengan harga murah.


·         Fungsi Pengarahan (Directing)
            Pengarahan adalah proses implementasi program agar dapat dijalankan oleh seluruh pihak dalam organisasi serta proses memotivasi agar semua pihak tersebut dapat menjalankan tanggungjawabnya dengan penuh kesadaran dan produktifitas yang tinggi.
            Pengarahan tentunya sangatlah penting dilakukan oleh soerang pemimpin. Apalagi dalam menghadapi suatu permasalahan, peran pemimpin dalam memberikan suatu pengarahan sangat berguna agar semua pihak dapat berkeja dan berfungsi sebagaimana mestinya.
            Untuk menghadapi masalah kabut asap tersebut saya sebagai pemimpin tentunya akan terus mengarahkan dan meberikan motivasi bagi semua pihak untuk bekerja sama dengan baik dan pantang menyerah untuk menyelesaikan permasalahan tersebut. Saya juga tentunya tidak akan segan untuk memberikan bonus atau penghargaan kepada orang-orang yang sudah berjuang gigih dalam mengatasi permasalahan asap tersebut.
            Selain itu saya juga akan meminta kepada media baik itu media cetak dan elektronik untuk membantu saya menyampaikan arahan kepada lembaga-lembaga, perusahan, dan masyrakat untuk bisa menjaga bumi tempat di mana kita tinggal ini dengan baik.

·        Fungsi Pengawasan  (Controlling)

            Pengawasan adalah proses yang dilakukan untuk memastikan seluruh rangkaian kegiatan yang telah direncanakan, diorganisasikan dan diimplementasikan dapat berjalan sesuai dengan target yang diharapkan sekalipun berbagai perubahan terjadi dalam lingkungan dunia bisnis yang dihadapi.
            Fungsi pengawasan bisa berjalan dengan efektif jika hal hal ini diperhatikan:
  • Routing (jalur), manajer harus bisa menetapkan cara atau jalur guna bisa mengetahui letak diaman sesuatu sering terjadi suatu kesalahan.
  • Scheduling (penetapan waktu), dalam penetapan waktu, manajer harus bisa menetapkan dengan tugas kapan semestinya pengawasan itu dijalankan. terkadang, pengawasan yang dijadwal tidak efisien dalam menemukan suatu kesalahan, dan seblaiknya yang dilakukan secara mendadak terkadang malah lebih berguna.
  • Dispatching (perintah pelaksanaan), adalah pengawasan yang berupa suatu perintah pelaksanaan pada pekerjaan yang bertujuan suatu pekerjaan itu bisa selesai tepat waktu. dengan perintah seperti ini pelaksanaan suatu pekerjaan bisa terhindar dari kondisi yang terkatung katung, jadi pada akhirnya bisa diidentifikasikan siapa yang telah berbuat kesalahan
  • Follow Up (tindak lanjut) apabila pemimpin menemukan kesalahan maka seharusnya pemimpin tersebut mancari solusi atas permasalahan itu. dengan memberi peringatan pada pekerja yang dengan sengaja ataupun tidak sengaja berbuat kesalahan dan memberikan petunjuk supaya kesalahan yang sama tak terulang lagi.
            Dalam mengatasi permasalahan tersebut tentunya saya sebagai pemimpin juga akan turun langsung ke tempat-tempat terjadinya bencana. Hal tersebut dilakukan agar saya bisa melihat secara langsung seperti apa kinerja yang dilakukan dan hal apa saja yang sudah dilakukan untuk mengatasi permasalahan tersebut. Saya akan terus memantau baik secara langsung maupun tidak langsung keadaan yang terjadi.
            Saya juga akan selalu melakukan Routing (jalur), Scheduling (penetapan waktu), Dispatching (perintah pelaksanaan), dan Follow Up (tindak lanjut) dalam permasalahan kabut asap tersebut, agar tentunya fungsi pengawasan tersebut berjalan dan berfungsi dengan efektif dan efisien.